Wednesday, September 14, 2011

udah 3 minggu ini aku menjalani koas (dokter muda) di lab psikiatri. lab ini sebenernya cukup menarik dan menyenangkan, terutama pasien-pasien yang bisa kita temui disini.
bayangin yang namanya lab psikiatri, pasti yang pertama kali terlintas adalah "orang gila" yang suka teriak-teriak, mengejar-ngejar, nggak pake baju, pokoknya yang ngeri-ngeri. jujur aja sebelum masuk lab ini, aku juga suka ngeri kalo lewat ruangannya. bawaannya pengen cepet2 jalannya. takut dipanggil-panggil orang gila, takut dikejar. dan ternyata asumsi "orang awam" itu bener2 nggak terbukti..

di lab ini, pekerjaan koas adalah menerima pasien baru. yaaah seperti di lab lain, yang dilakukan kurang lebih sama. dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. tapi yang paling utama sebenarnya adalah anamnesa. di psikiatri, yang namanya anamnesa bener2 80% menunjang diagnosa. jadi, harus pinter-pinter memancing pasien yang pendiem misalnya, buat cerita apa masalahnya.



alkisah, beberapa hari yang lalu aku sempet home visit ke rumah seorang pasien skizofrenia buat memenuhi tugas laporan kasus.

pasien ini datangnya dengan keluhan gelisah dan nggak bisa tidur. dia sudah menderita skizofrenia sejak 10 tahun yang lalu, dan gejalanya nggak pernah berhenti atau berkurang. pasien ini bicaranya bener2 ngelantur, nyambung sih kalo diajak bicara, tapi idenya aneh banget. jadi istilahnya "full blown" alias gampang banget diagnosanya.

skizofrenia sendiri adalah salah satu penyakit gangguan jiwa tanpa ada dasar penyakit organik. trus kok bisa jadi skizofren?
teorinya banyak. ada yang bilang kelainan endokrin, kelainan metabolisme. ada juga teori psikologi, yang bilang itu karena jiwanya terpecah belah. ada juga teori bahwa itu karena ada konflik di lingkungannya.
semua itu masih belum jelas, dan sampe saat ini nggak diketahui penyebab pastinya.
skizofren ada macam-macam bentuknya, ada paranoid, hebefrenik, katatonik, dll. pasienku yang ini skizofren hebefrenik, karena awal mula penyakitnya saat dia masih muda, dan ada gangguan proses berpikir yang khas banget. beda lagi sama skizofren katatonik, yang biasanya gaduh gelisah, marah-marah dan nggak bisa diem.

apapun gangguan jiwanya, yang jelas, mereka nggak memilih untuk jadi seperti ini.

pasien yang aku datangi ini, kebetulan nggak diketahui apa faktor pencetus skizofrennya. karena tiba-tiba dia suka melamun, jadi pemurung, pasien ini akhirnya sampe nggak lulus sekolah. temen-temennya pada menjauh semua. padahal dia nggak pernah berbuat yang aneh-aneh. cuma ngomongnya aja jadi agak kurang bisa dimengerti.



pasien skizofren semacam ini, yang sudah kehilangan kesempatan buat meraih cita-citanya karena penyakitnya ini, seringkali malah dikucilkan di masyarakat. padahal salah satu faktor untuk kesembuhannya adalah adanya dukungan keluarga dan lingkungan sekitar lho. selain teratur dan cepat berobat, tentunya.

mereka bisa sembuh kok. dengan terapi yang tepat, psikoterapi untuk memperbaiki kepribadian dari si pasien, dan dukungan lingkungan.
untuk skizofren bentuk kesembuhannya bermacam-macam, bisa sembuh total, bisa sembuh secara sosial, bisa menjadi kondisi kronis yang stabil, bisa juga akhirnya mengalami kemunduran.
meskipun waktu untuk kesembuhan tiap pasien memang berbeda.

selain skizofren, yang namanya gangguan jiwa itu macam-macam. demensia, yaitu penurunan intelektual karena adanya kerusakan jaringan otak juga masuk ke gangguan jiwa. selain itu depresi, narsistik, autis, itu semua gangguan jiwa.
karena gangguan jiwa itu dinilai dari berbagai macam aspek, yaitu kesadaran, kontak, kemauan, proses berpikir, persepsi, psikomotor, afek dan emosi, intelegensi, dan orientasi.
ilmu jiwa itu luuaaaasss sekali.
jadi next time kalo denger tentang "gangguan jiwa" nggak usah parno lagi ya :))

9:06 PM